Sabtu, 24 September 2011

Apakah Batasan bermesraan dengan Istri


Assalaamu’alaykum. Bagaimanakah batasan bermesraan dengan istri yang diperbolehkan dan tidak makruhkan? Seperti berciuman, meraba, dll.
Jika seorang istri berpuasa kemudian suami ada keinginan yang kemudian suami beronani dengan tangan istri (maaf), apakah diperbolehkan? Apakah puasa istri masih sah. Jazaakumullah khairan.

Membedakan ketegasan dan KDRT


Pembicaraan tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan. Media massa, lembaga swadaya masyarakat khususnya yang mengusung isu gender, lembaga bantuan hukum dan lembaga peradilan begitu tersibukan dengan tajuk yang sebenarnya sudah ada sejak lama ini. Bahkan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah mengesahkan sebuah undang–undang khusus Antikekerasan dalam Rumah Tangga.
Pembicaraan tentang KDRT yang terjadi di masyarakat kadang mengandung kebenaran. Tapi tidak jarang pembicaraan tersebut bermuatan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang luhur. Isu KDRT tidak jauh dari induk semangnya, yaitu isu hak asasi manusia (HAM) yang dikomentari oleh Mufti Kerajaan Saudi Arabia Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh -hafizhahullah- dengan

Minggu, 18 September 2011

Makna Ibadah Haji Bagi Muslim Jepang, Bukan Sekedar Melihat Ka’bah


Lelaki Jepang berusia 26 tahun itu biasa dipanggil Kubo-san. Ia tinggal di distrik Saitanama sebuah kawasan pertanian tidak jauh dari ibukota Jepang, Tokyo. Kubo-san adalah segelintir dari muslim Jepang asli yang tahun ini ikut menunaikan ibadah haji.

Kubo-san adalah seorang mualaf. Sebelum mengenal Islam, pengaruh tradisi kehidupan masyarakat Jepang dan filosofi agama Shinto sangat lekat dalam kehidupan Kubo-san. Perkenalan pertama Kubo-san dengan agama Islam dimulai saat ia masih di bangku sekolah.

Kisah Maryam, Mualaf Jepang dari Hamamatsu


Telah dimuat pada edisi khusus Majalah Tarbawi tahun 2007

Maryam-san,  Mualaf dan Aktivis Da`wah di Hamamatsu Jepang (29 tahun)
 
“Keluarga Tak Menerima Tapi Juga Tak Menolak”
Nama Maryam barangkali tidak terlalu asing bagi telinga muslim dimanapun. Nama ini terpatri dalam Al Qur’an (Surat Maryam). Menandakan posisi sang empunya nama (Maryam binti Imran) yang memang istimewa dalam sejarah Islam.
 Sebaliknya,  Maryam keturunan Jepang yang satu ini bukan siapa-siapa.  Tak banyak orang mengenalnya.  Tidak di Hamamatsu kota tempat tinggalnya, tidak di Jepang negaranya, apalagi di Indonesia.  Kendati demikian,  kisah hidup hamba Allah yang satu ini menarik untuk disimak. Apalagi,  semangat dan performa keislamannya tak kalah dengan mereka yang berislam sejak lahir.

Yasmin... Berawal dari Titik nol..

Cerita ini kisah dari salah seorang teman mualaf saya. Tulisan lama dan tadinya ditulis untuk sebuah majalah wanita milik teman eks Tsukuba. Sarat dengan hikmah... ada baiknya menjadi sarana pembelajaran buat kita semua. Selamat menyimak... (tarik nafas... jangan lupa sedia minuman & snack, karena yg dibaca bakal puanjaang..!!

Saat itu bulan November 2004, muslimin dan muslimah dari berbagai negara berdatangan untuk menjalankan

Laurence Brown, " Tuhan jika engkau ada, sembuhkan putri saya"


Laurence Brown
kisahmuallaf.com - Musim dingin 1990, putri kedua Laurence Brown lahir. Tapi putrinya mengalami gangguan kesehatan yang serius, terjadi penyempitan di lengkungan pembuluh darah aortanya, sehingga peredaran darah bayinya tidak lancar. Brown menyaksikan bagaimana tubuh puteri mungilnya membiru dari bagian dada sampai ujung kaki dan harus dirawat di ruang perawatan intensif untuk bayi yang baru lahir. Sebagai seorang dokter bedah, Brown sangat paham tindakan medis apa yang akan dilakukan dokter terhadap putrinya. Tak ada jalan lain selain melakukan pembedahan darurat di bagian dada, meski tindakan medis itu tidak memberikan peluang besar bagi puterinya untuk bertahan hidup.

Ketika konsultan ahli bedah kardio-toraks yang akan menangani putrinya datang, perasaan Brown campur aduk antara sedih dan takut. "Tidak ada teman kecuali rasa takut, dan tidak tempat untuk berbagi kesedihan sementara saya menunggu hasil pemeriksaan konsultan itu. Saya lalu pergi ke ruangan tempat berdoa di rumah sakit dan duduk bersimpuh," ujar Brown menceritakan kekalutan hatinya saat itu.

Peter, Muallaf yang tidak takut menunjukkan keislamannya di depan Publik


Peter Casey
Peter Casey, berlatar belakang Yahudi-Kristen. Namun pencarian spiritual pemuda berusia 23 tahun ini bermuara pada Islam. Pada usia 15 tahun, lulusan Queens College ini memutuskan bersyahadat.

Kini namanya dikenal secara luas baik di negerinya, Amerika Serikat, maupun dunia internasional setelah pengakuannya memilih Islam tersebar luas di jagat maya. Alih-alih takut akan keselamatan nyawanya mengingat fobia Islam kembali mengental di AS menjelang peringatan tragedi 11 September, ia malah rajin menunjukkan keyakinan barunya di depan publik.

Ia misalnya, selalu pergi ke masjid setiap hari dengan 'menumpang' skateboard-nya -- gaya khas anak muda AS. Ia juga jarang berpikir dua kali untuk melakukan ibadah shalat di Starbuck, jika kebetulan ia tengah nongkrong di sana dan waktu shalat telah tiba.