Selasa, 11 Januari 2011

Suamiku hanya manusia biasa..

Seorang akhwat pernah mengirim pesan dan bertanya kepadaku kenapa kupilih dia menjadi calon suamiku, padahal begitu banyak syubhat yang beredar tentangnya saat itu..

Awalnya aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu.. masih bingung mengapa ku memilihnya..
Tapi kini kutau alasannya..

Dari percakapan sederhana dua hari setelah pernikahan itu aku tau, aku tidak salah memilihnya..

"ka, afwan kalau saya tidak sopan bertanya, begitu banyak syubhat yang beredar tentangmu beberapa pekan sebelum pernikahan kita.. Sungguh saya cuma mau mengetahui kebenarannya. tidak bermaksud apa-apa"

Dia menjawab dengan tatapan mata sejuk dan senyum kecilnya..
"Apa yang kamu harap dari kebenaran?.. kebenaran itu mutlak milik Allah dan ana hanyalah seorang hamba yang juga sedang mencari kebenaran dan berusaha untuk benar. Apakah hal itu sebuah kebenaran? Wallahu'alam, biarlah Allah yang tau karena dialah sang pembenar. ana hanya seorang hamba, yang tidak luput dari kesalahan. Begitu banyak maksiat yang sudah ana lakukan, Begitu banyak hati yang mungkin telah ana sakiti. Karena ana bukan malaikat dosa, Ana bukan manusia yang begitu terjaga, ana hanya manusia biasa. Ana hanya seorang hamba yang memiliki banyak khilaf. Ana tidak mengharapkan kebenaran, jika saja kebenaran itu menyakitkan. Sungguh ana hanya takut kepada Allah Sayang.. Sekarang kamu menjadi pendampingku semua karena Allah. Maka hanya satu keinginanku Jadilah istri yang senantiasa menjaga pandangan untukku, menjaga diri dan anak2ku kelak,Untukku yang hanya manusia biasa. Ana tidak minta apa2 selain itu, karena ana cuma manusia yang mungkin juga tidak bisa memenuhi semua keinginanmu, tapi insya Allah ana akan selalu ada untukmu. Ana tidak punya apa2 selain kamu, Ana tidak bisa menjamin.. Apakah ana bisa masuk surga?.. Tapi yang pasti ana akan membimbingmu untuk meraih SurgaNya"

Yah dari jawaban itu saya tau, saya tidak salah memilihnya. Dia hanya manusia biasa yang tak lepas dari khilaf, kenapa saya harus menuntut banyak hal kepadanya jika dia tidak menuntut banyak kepadaku.

Kenapa kuharus mempertanyakannya ketika dialah yang menemaniku disaat ku  sakit..
Kenapa kuharus mempertanyakannya ketika dialah yang menghapus airmataku ketika kumenangis..
Kenapa kuharus mempertanyakan masa lalunya jika dia tidak pernah bertanya soal masa laluku.. bukankah semua orang punya masa lalu..
Kenapa kuharus mempertimbangkan untuk menerimanya jika dia bisa menerimaku apa adanya..
Kenapa kuharus mempertanyakannya jika dia bisa jadi imam dalam keluarga kecil kita nanti..

Suamiku Hanya manusia biasa, Dan saya bahagia menjadi pendampingnya.. pendamping dari manusia biasa tapi memiliki cinta yang luar biasa..

Aishiteru Ai..
Abu Rizqullah Ilm'..

0 komentar:

Posting Komentar